Open house yang diadakan TKK Penabur Depok pada hari Sabtu tanggal 11 November 2017, sesi seminar dengan tema Aku Anak Hebat dibawakan oleh Susi Rio dari Yayasan Rumah Anak Mandiri.
Anak harus dididik sedari dini. Pendidikan atau didikan yang diberikan kepada anak harus bertujuan membuat anak menjadi pribadi yang indah. Indah di hadapan pencipta-Nya dan di hadapan manusia. Jadi, dalam mendidik anak harus dengan cara-cara yang indah sehingga indah dilihat dan indah didengar.
Walaupun indah, belum tentu didikan itu mendatangkan sukacita. Mengapa? Pada dasarnya manusia tidak suka dididik atau diajar. Didikan mengandung konsekuensi. Pendidikan membutuhkan disiplin dalam berbagai aspek. Padahal, kecenderungan manusia adalah ingin bebas dan tidak mau diatur.
Sejak kapan pendidikan terhadap anak dimulai? Sedari dini (usia 0 tahun).
Dalam mendidik anak tentunya harus memperhatikan usia anak dan perlu disesuaikan dengan usia anak. Disinilah dituntut kemampuan seni orangtua dalam mendidik anak.
- Bagaimana seni mendidik balita?
Pahami tahap perkembangan balita. Bayi memahami dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman sensoris dan tindakan fisik.
Bayi berkembang dari reflektif, tindakan naluriah saat lahir ke awal pemikiran simbolis menjelang akhir tahap ( 0-2 tahun).
Anak mulai menggunakan kata-kata dan gambar (2-7 tahun).
Pertumbuhan dan perkembangan ( fisik, kognisi, sosial) anak sejak usia 0 sampai 5 tahun sangat pesat.
- Usia balita disebut usia emas (golden age).
a. Mudah menangkap dan mengingat
Karena itulah orangtua harus hati-hati dalam memberikan contoh dan didikan jika salah-salah, akan dapat menimbulkan trauma.
b. Dalam usia ini, anak banyak bergerak, tidak bisa diam.
Bagaimana cara mendidik anak yang banyak bergerak? Sedari kecil, anak harus dilatih bertanggung jawab dan menerima konsekuensi. Tidak boleh meyalahkan apapun atau siapapun.
c. Suka bicara dan suka bertanya.
Bagaimana mendidik anak yang suka bicara dan bertanya? Biarkan anak bicara sampai tuntas dan kita mendengarkan dengan baik.
Jika anak “terbata-bata, gagap, bingung” bimbinglah anak atau koreksi.
Didik anak untuk mau mendengarkan orang lain. Dalam bicara ada rule (aturan).
Ada 4 kata wajib yang harus diajarkan kepada anak sedari dini: terima kasih, maaf, tolong dan permisi.
Didik anak dengan soft skill : antri, sabar, jujur, menerima kritik atau koreksi, menerima kata “tidak” dan bersyukur.
d. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
Semakin dilarang, anak semakin melakukan. Banyak larangan membuat kreatifitas anak terhambat.
e. Mudah bergaul, cepat beradaptasi dan mudah melupakan kesalahan orang lain.
Didik melalui kelompoknya (teman-temannya).
Anak suka meniru ucapan maupun perilaku orang lain.
Didiklah anak dengan cara memberi contoh dan teladan yang baik dan benar, dalam perkataan maupun perbuatan.