Seminar: Berbicara tentang Pubertas pada Anak dengan Disabilitas Intelektual

Share

Jakarta, Kamis (11/7/2019)

Usia remaja merupakan masa peralihan seorang individu mengalami peralihan dari masa kanak ke masa dewasa di mana individu ini disebut remaja. Di masa remaja inilah mereka juga mengalami pubertas. Pubertas adalah  masa di mana anak mengalami proses perubahan psikologis dan biologis (kematangan alat reproduksi) sehingga ini merupakan masa yang paling krusial apabila dikaitkan dengan kesehatan seksual dan reproduksi remaja. Di masa ini tidak jarang remaja menghadapi permasalahan yang kompleks bahkan sulit untuk mereka tanggulangi sendiri.

Pubertas tidak hanya dialami oleh anak non berkebutuhan khusus. Masa pubertas ini juga dialami anak dengan kebutuhan khusus lainnya termasuk anak dengan disabilitas intelektual. Berbicara tentang remaja yang memasuki pubertas pada anak non berkebutuhan khusus biasanya merujuk mulai kepada anak yang duduk di kelas 5 SD. Namun untuk anak dengan disabilitas intelektual karena mereka mengalami hambatan di dalam berpikir dan hal lainnya tidak jarang mereka tidak dapat mengikuti jenjang pendidikan sebagaimana mestinya sehingga masa pubertas kepada mereka lebih mengacu berdasarkan usia berkisar 15 tahun.

Anak dengan disabilitas intelektual memiliki hambatan di dalam berpikir dan sebagainya sehingga mereka lebih rawan menerima perlakuan penganiayaan (kekerasan) termasuk penganiayaan seksualitas. Anak-anak ini karena memiliki hambatan-hambatan tersebut maka ketika mereka mengalami hal-hal yang tidak diinginkan tidak dapat menyampaikan (melapor/mengadu) apa yang terjadi kepada orangtua maupun pihak sekolah bahkan mereka juga tidak merasa teraniaya sehingga tidak jarang mereka menjadi korban karena banyak yang memanfaatkan kondisi mereka.

Perlu dilakukan upaya untuk memberikan perlindungan kepada anak dengan disabilitas intelektual agar mereka terlindungi dari segala perlakuan kekerasan. Pendidikan kespro (kesehatan reproduksi) juga perlu diberikan kepada mereka agar mereka mandiri untuk menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh termasuk organ reproduksinya.

Pada acara Brown Bag Series (BBS) hari Kamis (11/7) di GoWork Plaza Indonesia Jakarta dengan pembicara Tita Srihayati (Ka Subdit Kurikulum Kemendikbud), Budi Hermawan (Konsultan Modul PKRS Tuna Grahita) dan Antonia Pujowati (Pengajar SLB Tri Asih) mengangkat topik “Berbicara tentang Pubertas pada Anak dengan Disabilitas Intelektual”.

Dalam kesempatan ini para pembicara berbagi pengalaman ketika mereka berhadapan langsung dengan Anak dengan Disabilitas Intelektual khususnya yang sedang pubertas. Perlu penanganan yang berbeda dalam menghadapi setiap anak ini. Misalnya, teknik dalam menghadapi anak perempuan tentunya berbeda dengan anak laki-laki. Anak bersifat A perlu dihadapi dengan cara berbeda dengan anak bersifat B. Namun, karena anak-anak ini memiliki hambatan-hambatan khususnya kemampuan berpikir maka perlu upaya konkrit dan sederhana ketika memberikan penjelasan kepada mereka.

 

 

Share

Related posts

Leave a Comment