Jum’at (01/04/2022)
Tidak dapat dipungkiri bahwa internet telah menjadi bagian yang penting di kehidupan manusia pada masa ini. Kemajuan internet dapat dinikmati oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. Semua orang kini dapat mengakses internet dengan mudah dan cepat. Beraneka aktifitas dapat dilakukan dengan menggunakan internet, baik oleh perorangan maupun kelompok besar. Mulai dari mencari berita, menonton film, mendengar musik, belajar, bekerja, berkomunikasi bahkan melakukan transaksi jual beli. Kemajuan internet membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia. Ada perubahan yang terjadi akibat dampak positif ataupun negatif internet.
Penggunaan internet oleh anak telah membawa perubahan sosial yang mendasar dalam kehidupan masyarakat yang memberi pengaruh besar terhadap nilai dan perilaku anak. Masyarakat masih cenderung tertutup bahkan malu berbicara tentang seks. Keluarga, dalam hal ini orangtua yang seyogyanya punya peran utama dalam memberi pendidikan seks kepada anak, sering tidak bersikap terbuka dan bahkan mengatakan pendidikan seks itu malu. Akibatnya, anak tidak mendapatkan pendidikan seks yang tepat sehingga untuk memuaskan keingintahuan mereka tentang seks, anak mencari informasi lewat internet. Padahal tidak semua yang ada di internet itu benar dan baik.
Fenomena terbaru dari meningkatnya penggunaan internet yang bersifat seksual adalah sexting dan virtual sex. Penelitan menyebutkan bahwa sexting dan virtual sex merupakan perilaku menyimpang atau perilaku bermasalah juga perilaku beresiko dengan efek berbahaya bagi orang-orang yang terlibat sehingga harus dihindari. Ini fenomena yang sangat mengkhawatirkan. Peran orangtua untuk memberikan pendidikan seks sejak dini kepada anak sangat dibutuhkan. Gereja Bethany Yestofa Malang, Jawa Timur dalam webinar parenting pada Jum’at (01/04) dengan tema “Waspada Sexting dan Virtual Sex pada Anak” mendiskusikan hal tersebut bersama narasumber Susi Rio Panjaitan, M.Si, C.T, Psycho-Educator dari Yayasan Rumah Anak Mandiri. Anak yang bertumbuh dan berkembang secara sehat dan wajar menjadi harapan gereja sebagai generasi penerus gereja.