Saat ini tidak sedikit anak-anak mengalami gangguan keterlambatan bicara dan bahasa (speech and language delay). Keterlambatan bicara dan bahasa pada anak berhubungan dengan peningkatan kesulitan membaca, menulis, perhatian, dan sosialisasi. Masalah keterlambatan bicara dan bahasa pada anak (1) Keterlambatan bicara dan bahasa primer meliputi keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa, gangguan bahasa ekspresif, dan gangguan bahasa reseptif. (2) Keterlambatan bicara dan bahasa sekunder disebabkan oleh kondisi lain seperti gangguan pendengaran, disabilitas intelektual, gangguan spektrum autisme, masalah bicara fisik, atau mutisme selektif.
Bicara adalah produksi bahasa verbal, sedangkan bahasa adalah pemrosesan komunikasi konseptual. Bahasa meliputi bahasa reseptif (pemahaman) dan bahasa ekspresif (kemampuan menyampaikan informasi, perasaan, pikiran, dan gagasan). Oleh sebab itu bicara dan bahasa menjadi satu kesatuan. Berbicara bukan sekedar mengeluarkan suara. Berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang bertujuan mengkomunikasikan atau mengekspresikan pikiran (ide, pendapat, perasaan, keinginan) lewat kata-kata yang diucapkan kepada orang lain. Berbicara menjadi sarana vital bagi manusia untuk menyampaikan dan menerima informasi.
Pada anak, bicara atau ucapan anak yang jelas dan dapat dipahami menjadi penanda yang berarti terhadap perkembangan dan kecerdasan anak secara keseluruhan. Keterlambatan bicara didiagnosis ketika sampel bicara anak lebih tidak dapat dipahami daripada yang diharapkan untuk usianya atau ditandai dengan pola kesalahan suara ucapan yang tidak sesuai untuk usianya, terjadi pada anak yang masih dalam masa perkembangan perolehan bicara, yaitu 6 bulan hingga 2 tahun.
Keterlambatan bicara merupakan kondisi di mana anak tidak mampu mengembangkan kemampuan bicara yang diharapkan untuk usianya, ucapan anak lebih banyak tidak dapat dipahami atau ditandai dengan bentuk kesalahan ucapan yang tidak sesuai untuk usianya.
Gangguan bicara yang parah pada anak kecil dapat berdampak negatif terhadap pencapaian pendidikan selanjutnya, bahkan setelah intervensi intensif. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa :
- Anak-anak dengan masalah bicara pada usia 2,5 tahun hingga 5 tahun mengalami kesulitan membaca yang meningkat di tahun-tahun sekolah dasar.
- Anak-anak yang mengalami gangguan bicara dan bahasa bertahan melewati usia 5,5 tahun mengalami peningkatan masalah perhatian dan kesulitan sosial.
- Anak-anak dengan gangguan bicara dan bahasa tertentu pada usia 7,5 tahun hingga 13 tahun telah terbukti memiliki gangguan keterampilan menulis, dengan kekurangan yang jelas sekali dalam pengejaan dan tanda baca dibandingkan dengan anak-anak tanpa gangguan bicara dan bahasa.
Kemungkinan kesulitan terus-menerus pada anak kecil dengan masalah bicara dan bahasa tampaknya berhubungan langsung dengan berbagai fungsi bahasa yang terganggu, dengan prognosis terbaik untuk anak yang mengalami keterlambatan perkembangan bicara.
Ketika keterlambatan bicara dan bahasa dicurigai pada anak, anak harus segera dibawa ke ahli (profesional) untuk mendapatkan penilaian tentang fungsi komunikatif anak. Penilaian ahli patologi wicara merupakan prediktor paling signifikan dari hasil linguistik. Segera memberi treatment kepada anak sangat penting karena dua pertiga anak di bawah 3,5 tahun dengan keterlambatan bicara dan bahasa memerlukan terapi setelah satu tahun tanpa intervensi.
ref : https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/searchjun2023