MENGASAH SOFT SKILL PADA ANAK

Share

Oleh: Susi Rio Panjaitan

Secara sederhana, soft skill dapat diartikan sebagai kemampuan non-teknis yang melibatkan keterampilan interpersonal, komunikasi, kepemimpinan, dan problem-solving. Ini mencakup aspek-aspek seperti kecerdasan emosional, kerjasama tim, adaptabilitas, dan kemampuan berpikir kreatif. Soft skill penting dalam berbagai konteks, baik dalam lingkungan kerja maupun kehidupan sehari-hari, untuk mencapai keberhasilan pribadi dan profesional. Terkait dengan dunia kerja, soft skill yang dimiliki seseorang  dapat membantunya dalam membangun hubungan kerja yang baik, meningkatkan produktivitas, dan mempermudah penyelesaian masalah tim. Kemampuan beradaptasi dan berkomunikasi dengan baik akan sangat menolong seseorang ketika ia sedang menghadapi perubahan dan tantangan di lingkungan kerja. Itulah sebabnya, soft skill yang terasah memberikan keunggulan kompetitif dalam karir dan kehidupan sehari-hari.

Pada anak, soft skill mencakup keterampilan sosial, emosional, dan kognitif, yang memiliki peran penting dalam perkembangan anak secara holistik. Soft skill pada anak memiliki manfaat yang signifikan karena membuat anak: mampu menyampaikan ide dan perasaan dengan jelas;  mampu mendengarkan dengan baik; mampu memahami dan merasakan perasaan orang lain; mampu bekerja sama dalam kelompok; mampu berbagi tanggung jawab dalam mencapai tujuan bersama; mampu mengambil inisiatif; mampu mengambil tanggung jawab; mampu mengembangkan rasa percaya diri; mampu mengidentifikasi, memahami, dan menyelesaikan masalah dengan cara yang konstruktif; mampu mengenali dan mengelola emosi diri sendiri; mampu mengembangkan pemahaman tentang emosi orang lain; mampu berpikir kreatif, menemukan solusi inovatif, dan mengembangkan imajinasi; mampu berinteraksi dengan orang lain secara positif; mampu membangun hubungan yang sehat; mampu mengembangkan keterampilan komunikasi asertif; mampu mengembangkan kemandirian yang kuat dan positif; serta mampu mengembangkan inisiatif dan tanggung jawab dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Soft skill seperti keterampilan pemecahan masalah, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis dapat memberikan kontribusi positif terhadap kinerja akademis anak. Selain itu, apabila anak memiliki soft skill yang baik, maka anak akan mampu mengenali, mengelola, dan mengekspresikan emosinya dengan baik. Dengan demikian, status kesehatan mental anak akan meningkat. Soft skill merupakan kunci sukses di lingkungan kerja. Dengan mengembangkan soft skill sejak dini, anak akan lebih siap menghadapi tantangan di dunia kerja kelak. Soft skill yang baik membuat anak mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan dan tantangan, bersikap fleksibilitas, dan mampu belajar dari pengalaman. Pada akhirnya, soft skill pada anak sangat memengaruhi pembentukan karakter anak, seperti integritas, kejujuran, dan empati, yang merupakan dasar untuk kepribadian yang baik. Itulah sebabnya soft skill pada anak perlu diasah sejak dini.

Mengasah soft skill pada anak sejak dini akan mendukung perkembangan anak secara holistik dalam aspek sosial, emosional, dan kognitif. Perkembangan ini akan dasar yang kokoh bagi kehidupan anak. Berkembanganya soft skill pada anak menjadi landasan kesuksesan anak di masa depan. Keterampilan komunikasi, kerjasama, dan kreativitas merupakan landasan kesuksesan di dunia kerja dan kehidupan sehari-hari. Menanamkan nilai-nilai ini sejak dini membantu anak menjadi individu yang lebih siap menghadapi tantangan masa depan. Selain itu, dengan mengasah soft skill anak, dapat meningkatkan kemampuan belajar pada anak. Anak yang memiliki soft skill yang baik memiliki kecenderungan untuk belajar lebih efektif. Anak dapat lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan belajar, berinteraksi dengan guru dan teman sekelas, serta mampu mengatasi tantangan akademis. Mengasah soft skill anak juga membantu membentuk karakter anak, seperti menanamkan nilai-nilai seperti tanggung jawab, kejujuran, pantang menyerah, integritas, dan empati. Ini membantu anak untuk tumbuh menjadi individu yang baik dan bertanggung jawab. Anak yang memiliki soft skill yang baik akan mampu mengatasi tantangan sosial, seperti memahami perbedaan, menyelesaikan konflik, dan membangun hubungan yang sehat. Dengan soft skill yang terasah, maka anak akan mampu mengelola emosinya dengan baik. Hal ini  berkontribusi positif bagi kesejahteraan mental dan emosional anak. Kemampuan ini juga akan membantu mencegah terjadinya masalah psikologis pada anak, seperti stress, kecemasan, dan depresi. Mengasah soft skill pada anak termasuk menanamkan nilai-nilai etika dan moral. Menanamkan nilai-nilai etika dan moral pada anak sejak dini akan membuat anak mampu mengembangkan pandangan yang positif terhadap kehidupan dan orang lain.

Mengasah soft skill pada anak sejak dini bukan hanya merupakan  investasi bagi perkembangan anak, tetapi juga mempersiapkan anak untuk menghadapi permasalahan dan tantangan dunia yang semakin kompleks di masa depan. Berikut beberapa cara yang dapat diambil sebagai upaya mengasah soft skill pada anak.

Menjadi Teladan

Metode mengajar dan mendidik yang paling efektif adalah keteladanan. Anak akan lebih mudah belajar dengan cara meniru apa yang ia lihat dan dengar. Oleh karena itu, jadilah contoh positif bagi anak. Tunjukkan kepada anak soft skill seperti empati, kerjasama, dan keterampilan komunikasi dalam interaksi sehari-hari. Dengan demikian, anak akan melihat dan mendengar, lalu meniru perilaku perilaku tersebut.

Memberikan Kesempatan bagi Anak untuk Mengembangkan Daya Kreatifitas

Anak adalah individu yang sedang dalam proses perkembangan kognitif. Bahkan, anak yang berusia balita (bawah lima tahun) dikatakan sebagai anak dalam usia emas (golden age). Daya kreafititas anak sangat tinggi. Oleh karena itu, berikan kesempatan kepada anak untuk mengekspresikan ide-ide kreatif mereka. Aktivitas seperti seni, pertunjukan, atau permainan kreatif dapat merangsang kemampuan berpikir kreatif dan inovatif pada anak. Jika daya kreatifitas anak diberikan kesempatan untuk berkembang, maka akan sangat menolong anak dalam mengembangkan soft skillnya.

Melatih Anak Bekerja Sama

Kemampuan bekerja sama dalam tim adalah salah satu soft skill yang sangat dibutuhkan. Itulah sebabnya anak perlu dilatih bekerja sama sejak dini. Libatkan anak dalam aktivitas kelompok, baik di sekolah maupun di rumah. Ini membantu anak untuk belajar bekerja sama, berbagi, dan menghargai kontribusi orang lain.

Melatih Anak untuk Berkomunikasi secara Asertif Komunikasi asertif adalah keterampilan dimana anak mampu menyampaikan pikiran, perasaan, dan keingianannya dengan baik, dengan tetap mengormati pendapat, perasaan dan keinginan orang lain. Anak yang memiliki kemampuan komunikasi asertif akan berjiwa besar ketika pendapatnya ditolak. Penolakan tidak akan membuat kondisi psikologisnya terganggu.  Mengingat keterampilan ini sangat berguna, maka berkomunikasi secara asertif harus diajarkan pada anak sejak dini. Berbicaralah dengan anak dan ajarkan ia cara berkomunikasi dengan jelas dan sopan. Latih ia untuk mendengarkan dengan baik dan memahami perspektif orang lain.

Melatih Anak Bertanggung Jawab

Bertanggung jawab adalah salah satu soft skill yang penting dan dibutuhkan. Karena itu, ajar anak untuk bertanggung jawab. Berilah ia tugas yang sesuai dengan usia dan kemampuannya. Misalnya: merapikan kembali mainannya setelah selesai bermain. Ini dapat membantu anak mengembangkan kemandirian dan rasa tanggung jawab.

Bercerita dan Membaca Bersama

Selain dapat mempererat ikatan emosional dengan anak, bercerita dan membaca bersama dapat dijadikan kesempatan untuk menanamkan nilai-nilai baik pada anak, seperti empati, menolong sesama, berbagi, murah hati, rajin, disiplin, sabar, ketulusan, pengendalian diri, dan moral. Selain itu, kegiatan ini akan meningkatkan keterampilan literasi pada anak.

Menyusun Kegiatan Rutin yang Positif

Dengan menyusun kegiatan rutin yang positif, anak akan belajar tentang konsep waktu, tanggung jawab, dan kedisiplinan. Hal ini dapat menolong dalam mengasah soft skill pada anak.

Memberi Dukungan yang Positif

Ketika anak dalam proses pengasahan soft skill, ia perlu diberi dukungan dan dorongan, terutama ketika menghadapi tantangan. Misalnya: membantu anak mengatasi rasa takut, cemas, takut, tidak percaya diri, atau malu. Hal sangat menolong dalam mengembangkan daya resiliensi pada anak.

Melatih Anak Mengatasi Konflik

Ada kalanya konflik tidak dapat dihindari. Oleh karena itu anak harus dilatih untuk mengatasi konflik. Jangan terburu-buru turun tangan ketika anak menghadapi konflik. Biarkan anak mengatasi konflik mereka sendiri terlebih dahulu sebelum memberikan bantuan. Ini akan membantu anak dalam mengembangkan keterampilan penyelesaian masalah.

Melatih Anak Menerima Keberagaman dan Perbedaan

Keberagaman dan perbedaan adalah suatu keniscayaan sehingga tidak dapat dihindari atau ditolak. Keberagaman dan perbedaan harus diterima sebagai keindahan dan kekayaan. Itulah sebabnya, sejak dini anak harus dilatih untuk memahami dan menerima dengan sukacita keberagaman dan perbedaan. Ajarkan anak untuk memahami bahwa setiap individu berbeda, unik dan berharga. Ajarkan anak untuk menghormati perbedaan. Hal ini akan membantu anak dalam membangun sikap empati dan toleransi.

Mengajarkan Anak tentang Konsekuensi

Segala sesuatu mengandung konsekuensi. Anak harus paham bahwa apa pun yang ia lakukan memiliki konsekuensi, baik konsekuensi positif maupun konsekuensi negatif. Jika anak tidak memiliki soft skill yang baik, maka ia akan menuai konsekuensi negatif,  yang merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Hal ini penting ditanamkan pada anak agar ia paham betapa soft skill sangat dibutuhkan, sehingga termotivasi untuk mengembangkan soft skill pada dirinya. (SRP)

Share

Related posts

Leave a Comment