Oleh: Susi Rio Panjaitan
Seumur hidupnya manusia membutuhkan orang lain. Agar dapat memenuhi hampir semua kebutuhan hidupnya, individu memerlukan bantuan atau kontribusi orang lain. Tidak ada orang yang dapat hidup tanpa adanya orang lain. Itulah sebabnya setiap individu harus selalu berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Bahkan, individu harus terhisap dalam komunitas-komunitas tertentu, misalnya keluarga, sekolah, kantor/tempat kerja, dan lingkungan masyarakat. Dalam kehidupan di berbagai komunitas ini, pasti terjadi komunikasi dan interaksi. Kuantitas dan kualitas komunikasi dan interaksi individu dengan orang-orang di sekitarnya akan memengaruhi kualitas relasi di antara mereka.
Jika seseorang tidak memiliki keterampilan sosial yang memadai, maka akan muncul berbagai masalah. Misalnya: tidak disukai orang lain, dihindari oleh lain, tidak memiliki teman, berkonflik dengan orang lain dan dimusuhi. Hal ini berdampak negatif bagi individu, baik dalam aspek sosial, emosi, dan ekonomi. Itulah sebabnya individu perlu memiliki keterampilan sosial yang baik. Salah satu aspek keterampilan sosial yang penting untuk dikuasai individu adalah kemampuan memahami sudut pandang orang lain. Ada banyak manfaat yang akan diperoleh individu jika mampu memahami sudut pandang orang lain, antara lain: terhindar dari perilaku menghakimi orang lain, mendapatkan pemahaman yang baru dan berbeda yang bisa saja lebih tepat dan lebih baik dari pemahamannya, terhindar dari konflik, tidak menjadi pelaku bullying, disukai orang lain, memiliki banyak teman, dapat mengeratkan relasinya dengan orang lain, serta dapat memperkuat kelompok, komunitas atau tim kerjanya.
Kemampuan individu dalam memahami sudut pandang orang lain merupakan hasil pembelajaran. Agar individu memiliki kemampuan ini, maka orang tua perlu melatih anak sejak dini. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan guna melatih anak memahami sudut pandang orang lain.
Melatih Anak Berempati
Empati artinya dapat merasakan apa yang orang lain rasakan. Empati dapat dibangun jika kita memosisikan diri pada posisi orang lain. Kita hanya dapat merasakan duka orang yang kehilangan kekasih hatinya jika kita memosisikan diri pada tempatnya. Dengan berempati anak akan dapat memahami sudat pandang orang lain.
Melatih Anak Menerima Orang lain sebagai Pribadi yang Unik, Istimewa dan Berharga
Siapa pun dan bagaimana pun kondisi seseorang, ia adalah pribadi yang unik, istimewa, dan berharga. Oleh karena itu, setiap orang harus diterima sebagai pribadi yang unik, istimewa dan berharga. Tidak boleh menghina, mengejek, merendahkan, memberikan label negatif, menstigma, melakukan perundungan (bullying) atau melakukan diskriminasi kepada orang lain. Sejak dini hal ini perlu ditanamkan pada anak. Dengan demikian, anak akan mampu memahami sudut pandang orang lain.
Melatih Anak Mendengarkan dengan Sabar
Latihlah anak untuk mendengarkan dengan sabar! Dalam mendengarkan tidak hanya memerlukan telinga, tetapi juga memerlukan otak yang berpikir dengan jernih dan hati yang berempati. Anak perlu dilatih untuk tidak menyela ketika orang berbicara. Menyela atau memotong ucapan orang yang sedang berbicara adalah perilaku yang tidak sopan dan dapat membuat orang merasa tidak nyaman atau tersinggung. Selain itu, menyela orang yang sedang berbicara membuat kita akan kehilangan informasi yang utuh sehingga kehilangan pesan yang sesungguhnya atau pesan yang paling penting. Mendengarkan dengan sabar juga berarti mendengarkan dengan penuh perhatian. Artinya, tidak dengan sambil mengerjakan sesuatu. Jika anak mampu mendengarkan dengan sabar, maka ia akan dapat memahami mengapa seseorang memiliki sudut pandang tertentu.
Melatih Anak Melakukan Klarifikasi
Jika ada yang tidak dipahami, membingungkan, atau dianggap salah, ajar anak untuk lakukan klarifikasi! Klarifikasi penting untuk menyamakan persepsi pembicara dan pendengar. Ini berguna untuk menghindari terjadi kesalahpahaman.
Melatih Anak Berbicara dengan Efektif
Untuk dapat memahami sudut pandang orang lain anak juga perlu dilatih untuk berbicara dengan efektif. Menanyakan dan mengatakan sesuatu dengan kalimat yang singkat dan jelas. Dengan demikian, orang akan merasa nyaman sehingga mau dan mampu berbicara dengan lengkap dan jelas.
Melatih Anak Menghargai Perbedaan
Setiap orang pasti berbeda dengan siapa pun, baik dalam cara berpikir, cara berkomunikasi, berperilaku, dan lain sebagainya. Setiap orang juga berbeda dalam selera, keinginan, potensi, pendapat dan pemikiran. Perbedaan ini dilatari oleh berbagai hal, seperti usia, jenis kelamin, tingkat kecerdasan, latar belakang pendidikan, latar belakang keluarga, latar belakang budaya, dan lain-lain. Hal ini dapat membuat sudut pandang seseorang terhadap suatu hal menjadi berbeda sama sekali dengan orang lain. Oleh karena itu, sejak dini anak perlu dilatih untuk menghargai perbedaan bahkan menerima perbedaan sebagai keunikan dan kekayaan. (SRP)