Minggu (21/4/2024)
Anak usia pra-remaja adalah masa transisi yang krusial dalam perkembangan mereka. Di usia ini, memberikan edukasi tentang identitas diri dan keluarga menjadi sangat penting. Mengapa demikian? Pertama-tama, pemahaman akan identitas diri dan keluarga membantu anak pra-remaja membangun fondasi yang kokoh untuk perkembangan pribadi mereka. Dengan mengetahui siapa mereka dan dari mana asal mereka, anak-anak ini dapat membentuk rasa kepercayaan diri yang positif dan membangun hubungan yang sehat dengan orang-orang di sekitarnya terlebih dengan keluarga intinya.
Selain itu, kesadaran tentang identitas keluarga juga memperkuat ikatan keluarga yang kuat. Anak pra-remaja yang memahami latar belakang dan nilai-nilai keluarga mereka cenderung memiliki rasa keterhubungan yang lebih dalam dengan anggota keluarga lainnya. Ini membantu menciptakan lingkungan keluarga yang mendukung dan mempromosikan pertumbuhan emosional serta sosial anak. Dengan demikian, mereka akan lebih mampu mengatasi tantangan yang mungkin mereka hadapi selama masa remaja mereka.
Di era kecerdasan buatan (AI) ini, pemahaman tentang identitas diri dan keluarga juga menjadi semakin penting. Teknologi telah mengubah cara kita berinteraksi dengan informasi dan orang lain, termasuk dalam hal bagaimana kita memahami diri dan hubungan kita dengan keluarga. Anak pra-remaja perlu diberikan pemahaman yang kuat tentang identitas mereka sendiri dan keluarga mereka agar dapat membedakan antara informasi yang diperoleh secara online dengan nilai-nilai dan identitas yang sesungguhnya. Ini juga membantu mereka menghadapi tantangan dan tekanan yang mungkin timbul dari penggunaan teknologi secara bijaksana, sehingga mereka dapat menjaga keseimbangan antara dunia digital dan kehidupan nyata mereka. Dengan memberikan edukasi tentang identitas diri dan keluarga, kita membekali anak-anak pra-remaja dengan alat yang mereka butuhkan untuk menghadapi masa depan yang penuh dengan kemajuan teknologi dan perubahan sosial.
Dalam memberikan layanan optimal kepada anak pra-remaja, GKI Kebayoran Baru menunjukkan komitmennya terhadap perkembangan mereka dengan memberikan kesempatan untuk mendapatkan edukasi tentang identitas diri dan keluarga lewat topik: “Aku dan Keluargaku” pada Minggu (21/4). Dalam upaya ini, GKI Kebayoran Baru mengundang Susi Rio Panjaitan, seorang trainer bersertifikasi, praktisi psikologi anak, praktisi hukum perlindungan anak, dan psikoedukator dari Yayasan Rumah Anak Mandiri. Dengan keahliannya dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan anak-anak, Susi Rio Panjaitan diharapkan dapat memberikan wawasan yang berharga kepada anak-anak pra-remaja tersebut, memperkuat fondasi mereka dalam memahami identitas diri dan keluarga, serta membantu mereka menghadapi tantangan di era AI ini dengan bijaksana.