Gangguan Spektrum Autisme (ASD) adalah gangguan perkembangan yang disebabkan oleh perbedaan di otak. Anak dengan ASD sering memiliki masalah dengan komunikasi (verbal dan non-verbal), interaksi sosial, perilaku atau minat yang terbatas atau berulang serta perilaku maladaptif. Memberikan perawatan kepada anak dengan autisme paling efektif bila dimulai sejak dini, segera setelah anak didiagnosis autis. Anak dengan gejala awal autis yang segera mendapat perawatan dan memulai terapi dalam tahun pertama akan mendapat banyak manfaat karena otak berkembang pesat pada usia ini.
Istilah “spektrum” dalam ASD mengacu pada berbagai gejala dan tingkat keparahan. ASD memengaruhi setiap orang secara berbeda, artinya orang dengan ASD memiliki kekuatan dan tantangan yang unik serta kebutuhan perawatan yang berbeda. Oleh karena itu, rencana perawatan biasanya melibatkan beberapa profesional. Setelah seorang anak didiagnosis dengan autisme, serangkaian langkah-langkah perawatan harus diberikan termasuk terapi. Pemberian perawatan melalui terapi seringkali multidisiplin dan disesuaikan dengan kondisi anak.
Pemberian terapi kepada anak dengan autis bertujuan untuk mengurangi gejala yang mengganggu fungsi sehari-hari dan kualitas hidup. Ada sejumlah terapi yang dapat diberikan untuk membantu anak dengan autis. Terapi yang direkomendasikan dapat bervariasi, dengan melihat usia, kepribadian, kebutuhan, dan rentang kemampuan anak.
- Terapi Komunikasi (Communication Therapy)
Terapi Komunikasi membantu meningkatkan pemahaman dan penggunaan bicara dan bahasa anak dengan autis. Ada anak mampu berbicara namun sekedar mengeluarkan suara, orang lain tidak mengerti apa arti suara yang diucapkan anak sehingga memberi respon tidak sesuai yang diinginkan anak. Ketidak sesuaian respon yang diperoleh seringkali mengakibatkan anak memberi respon balik dengan emosi negatif yang berdampak terhadap emosi orang lain.
Komunikasi adalah tindakan mengirim, menerima dan berbagi informasi atau pesan melalui sarana verbal (ucapan/lisan) atau non-verbal (tulisan, ekspresi, tanda, sinyal, dan perilaku).
Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi membantu individu membangun hubungan dengan orang lain dengan memungkinkan menyampaikan informasi, mengungkapkan perasaan, kebutuhan, berbagi pengalaman atau pemikiran.
Mampu komunikasi akan membantu anak dengan autis untuk mengurangi kegagalan interaksi sosial.
- Terapi Perilaku (Behavioral Therapy)
Terapi paling umum yang diberikan untuk anak dengan autis. Terapi Perilaku berfokus pada perubahan perilaku dengan memahami apa yang terjadi sebelum dan sesudah.
Perawatan perilaku kepada anak dengan autis yang terkenal adalah Analisis Perilaku Terapan (Applied Behavior Analysis/ABA). ABA mendorong perilaku yang diinginkan dan mencegah perilaku yang tidak diinginkan untuk meningkatkan berbagai keterampilan.
- Terapi Okupasi (Occupational Therapy)
Untuk dapat memahami lingkungannya, manusia melakukan penggabungan semua indra dalam penggunaannya (penglihatan, suara/pendengaran, penciuman, sentuhan, rasa/pengecap dan sense/feeling). Pada beberapa anak dengan autis mengalami kesulitan menyaring informasi sensorik, dan ini dapat membuat kesulitan, tidak nyaman, dan/atau menyakitkan.
Pada umumnya anak dengan autis ketika menghadapi situasi yang tidak terprediksi atau lingkungan yang tidak nyaman menurutnya, mereka akan secara aktif mencari sensasi sensorik untuk menenangkan diri, meredakan kecemasan, dan juga seringkali hanya untuk kesenangan dan relaksasi.
Banyak anak dengan autis mengalami kesulitan terjadi secara bersamaan dengan postur, koordinasi, dan perencanaan motorik. Saat anak kekurangan “filter” untuk menyaring informasi yang tidak relevan, hal ini dapat menyebabkan sensorik berlebihan dan menyebabkan kegagalan.
Untuk anak dengan autis, terapi okupasi bekerja untuk mengembangkan keterampilan menulis tangan, keterampilan motorik halus, dan keterampilan hidup sehari-hari. Namun, peran yang paling penting juga untuk menilai dan menyasar perbedaan pemrosesan sensorik anak yang bermanfaat untuk menghilangkan hambatan belajar dan membantu anak menjadi lebih tenang dengan berkurangnya kecemasan serta meningkatkan perhatian dan kinerja mereka.
- Terapi Bermain (Play Therapy)
Terapi bermain membantu anak dengan autis belajar berinteraksi dengan orang lain dengan terlibat dalam aktivitas bermain sesuai minat dan pilihan mereka dengan cara yang mereka pahami sehingga dapat mengekspresikan dirinya dengan cara yang paling nyaman. Hal ini akan mengubah cara ekspresi diri mereka dari perilaku yang tidak diinginkan menjadi perilaku ekspresif yang lebih tidak membahayakan dengan menggunakan mainan atau aktivitas pilihan mereka sebagai kata-kata mereka.
Terapi Bermain membantu anak dengan autis terlibat dengan orang lain, memperluas fokus dan pendekatan mereka. Jenis terapi ini dapat membawa anak keluar dari lingkup bermain yang sempit dan masuk ke dunia pengalaman dan hubungan kolaboratif. Anak-anak menjelajahi lingkungan, perasaan, dan hubungan mereka dengan mengembangkan minat mereka.
Terlepas dari jenis terapi apa yang diberikan kepada anak dengan autis, setelah anak didiagnosis autis agar terapi diberikan secepat mungkin karena intervensi dini mengarah pada hasil yang lebih baik.