MEMBANGUN HUBUNGAN EMOSIONAL YANG POSITIF DENGAN ANAK

Share

Oleh: Susi Rio Panjaitan

Hubungan emosional adalah koneksi  yang didasarkan pada cinta, kasih sayang, saling menerima, saling memahami, empati, saling mendukung, dan saling menghargai. Orang-orang yang memiliki hubungan emosional merasa dekat, dicintai, dihargai, diterima, dan diperhatikan oleh orang lain. Jika dikaitkan dengan relasi orangtua dengan anak, hubungan emosional yang positif antara orangtua dan anak memiliki peran yang sangat penting karena berdampak langsung pada perkembangan dan kesejahteraan anak. Ini merupakan dasar penting bagi perkembangan holistik anak sehingga anak dapat bertumbuh menjadi individu yang memilki rasa percaya diri yang positif.

Hubungan emosional yang positif antara orangtua dan anak berdampak positif bagi perkembangan anak, antara lain:

  1. Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Anak

Hubungan emosional yang positif antara orangtua dan anak membuat anak merasa dicintai, didukung, dihargai, dan diterima. Ini menimbulkan rasa aman dan nyaman bagi anak sehingga kesejahteraan psikologisnya meningkat. Anak akan lebih tahan terhadap stres dan tekanan, memiliki daya resiliensi yang kuat, mampu menghadapi tantangan hidup, segera pulih dari situasi sulit, mampu mengatasi konflik secara konstruktif, dan emosinya tetap stabil di kala situasi tidak kondusif. Ini akan mengurangi resiko anak terkena gangguan mental atau masalah kesehatan mental.

  1. Meningkatkan Keterampilan Sosial Anak

Jika anak dan orangtua memiliki hubungan emosional yang baik, maka anak mempunyai panutan yang baik dalam berinteraksi sosial. Anak akan memiliki keterampilan mendengarkan dengan baik, punya rasa percaya diri yang sehat, mampu merespon dengan benar, dapat berempati, mampu berkomunikasi secara tepat, mampu mengelola konflik dengan baik, dan dapat meregulasi emosi dengan benar. Inilah yang membuat keterampilan sosial anak meningkat.

  1. Meningkatkan Kualitas Relasi Sosial Anak

Jika anak memiliki keterampilan sosial yang baik, maka akan terjadi peningkatan kualitas relasi sosial anak. Hal ini karena dalam relasi sosialnya, anak tidak akan menjadi korban dan tidak akan mengorbankan siapa pun. Relasi sosialnya benar-benar sehat sehingga berdampak positif bagi anak dan bagi orang lain.

 

  1. Membangun Rasa Percaya Diri yang Sehat pada Anak

Bila anak merasa dicintai, diterima, dan dihargai, maka anak akan memperoleh kesejahteraan psikologis. Hal ini akan meningkatkan rasa percaya diri yang sehat pada anak.

  1. Meningkatkan Keterampilan Asertif Anak

Hubungan emosional yang positif antara orangtua dan anak dapat memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan keterampilan asertif anak. Hal ini terjadi karena anak mempelajari dan mengadopsinya dari komunikasi asertif yang ditunjukkan oleh orangtua. Ini membuat anak mampu menyampaikan pikiran dan perasaannya dengan jelas dan dengan sikap asertif; mampu menetapkan batas-batas tertentu  dan menghormati batas-batas yang dibuat oleh orang lain; mampu memperjuangkan hak-haknya, menghormati hak-hak orang lain; mampu mengelola konflik; mampu berkata tidak dengan cara yang sopan tanpa merendahkan orang lain; mampu menyampaikan keinginan secara asertif tanpa merugikan hubungannya dengan orang lain; dan tidak menjadi terluka ketika ditolak.

  1. Berpengaruh Positif bagi Perkembangan Pendidikan dan Masa Depan Anak

Anak yang merasakan dukungan dan kasih sayang dari orangtua cenderung lebih termotivasi untuk belajar dan meraih prestasi akademis. Hubungan yang baik dengan orangtua berkontribusi positif pada perkembangan kognitif anak. Anak yang aman secara emosional memiliki kemampuan kognitif yang baik. Ini  membantu mereka dalam proses belajar. Dengan demikian, anak akan dapat meraih kesuksesan dalam pendidikan dan kehidupannya.

 

Karena hubungan emosional yang positif antara orangtua dan anak berdampak baik bagi perkembangan anak, maka hubungan ini harus dibangun. Berikut adalah beberapa strategi dalam membangun hubungan emosional yang positif antara orangtua dan anak.

  1. Menjadi Pendengar yang Baik

Menjadi pendengar yang baik adalah kunci dalam membangun hubungan emosional yang positif antara orangtua dan anak. Ketika berbicara dengan anak, berikan perhatian penuh tanpa menyela. Jangan sambil melakukan kegiatan lain atau terlalu sibuk dengan perangkat elektronik. Tunjukkan ketertarikan dan kepedulian melalui bahasa tubuh yang positif. Pandangan mata, senyuman, dan sikap tubuh yang terbuka dapat menciptakan atmosfer yang membuat anak merasa nyaman.

  1. Menjadi Pembicara yang Efektif

Saat berbicara dengan anak, ekspresikan diri dengan bahasa tubuh yang positif dan ekspresi wajah yang sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak agar anak dapat memahami dengan baik pesan yang disampaikan. Jangan menggunakan bahasa atau nada suara yang dapat menimbulkan kesan mengkritik, merendahkan atau menyalahkan anak. Jika ingin bertanya, ajukan pertanyaan terbuka untuk mendorong anak berbicara lebih banyak. Berikan umpan balik yang konstruktif. Sesuaikan gaya berbicara dengan gaya komunikasi anak. Ada anak yang merespons dengan baik jika pendekatan yang dipakai santai, ada anak yang memerlukan pendekatan yang lebih serius. Hindari penggunaan nada suara yang keras atau agresif; pilih nada yang lembut dan mendukung untuk menciptakan atmosfer yang positif dalam komunikasi; berikan pujian untuk hal-hal yang positif; dan bicarakanlah topik yang relevan atau menarik bagi anak.

  1. Menciptakan Komunikasi Asertif

Komunikasi yang asertif membuat orangtua dan anak dapat bertukar pikiran dan perasaan secara jujur, sehingga dapat saling memahami.

  1. Tidak Memberikan Label Negatif kepada Anak

Jika orangtua tidak memberikan label negatif, anak merasa diterima dan dihargai.

  1. Menghormati Perasaan, Pendapat, Keinginan, dan Hak Anak

Menghormati perasaan, pendapat, keinginan, dan hak anak adalah inti dari strategi membangun hubungan emosional yang positif antara orangtua dan anak. Jika orangtua mengakui dan menghormati aspek-aspek ini, anak merasa dihargai dan diterima.

  1. Berempati

Jika orangtua mampu berempati terhadap anak, maka akan tercipta ikatan emosional yang kuat,

anak merasa didengar, dimengerti, dan dicintai.

  1. Tidak Membanding-bandingkan Anak dengan Siapa pun

Jika orangtua tidak membanding-bandingkan anak dengan siapa pun, anak merasa keunikannya diterima dan dihargai.

Dengan tidak membanding-bandingkan anak, orangtua membantu anak membangun rasa percaya diri dan harga diri yang positif; dan menghindari potensi terjadinya konflik.

  1. Tidak Bersikap Kasar dan Tidak Melakukan Kekerasan dalam Bentuk Apa pun kepada Anak

Jika orangtua bersikap lemah lembut dan tidak melakukan kekerasan, anak akan merasa aman dan terlindungi. Dengan demikian, hubungan emosional yang positif dapat berkembang.

  1. Membangun Kepercayaan

Kepercayaan adalah dasar yang kokoh untuk hubungan yang sehat. Dengan membangun kepercayaan, orangtua mendukung perkembangan kesejahteraan emosional anak. Anak merasa nyaman untuk membuka diri, berbagi perasaan, dan mencari dukungan ketika diperlukan.

  1. Menjadi Pendukung, Pembela dan Pelindung Utama bagi Anak

Dengan menjalankan peran dan tanggung jawab yang baik sebagai pendukung, pembela, dan pelindung utama anak, orangtua memberikan dukungan moral dan emosional kepada anak. Hal ini akan memperkuat hubungan emosional orangtua dengan anak.

  1. Memiliki Waktu yang Berkualitas untuk Anak

Meluangkan waktu secara khusus dan berkualitas akan memperkuat ikatan emosional karena kebersamaan dapat membuat orangtua dan anak semakin saling memahami. (SRP)

 

Share

Related posts

Leave a Comment