DAMPAK KETIDAKHARMONISAN ORANGTUA TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

Share

Oleh: Susi Rio Panjaitan

Ketidakharmonisan orangtua adalah suatu keadaan dimana hubungan antara kedua orangtua dalam sebuah keluarga mengalami ketegangan, konflik, atau ketidaksepakatan secara berkelanjutan. Faktor-faktor penyebabnya dapat berupa perbedaan pandangan, masalah keuangan, perbedaan nilai-nilai, harapan yang tidak tercapai, perselingkuhan, perbedaan pendekatan dalam mendidik anak, dan kurangnya waktu bersama. Selain itu, masalah komunikasi yang tidak efektif, kesulitan dalam menyelesaikan konflik, atau ketidaksetujuan terhadap keputusan penting keluarga juga dapat menjadi penyebab ketidakharmonisan tersebut.

Ketidakharmonisan orangtua selain akan membuat lingkungan rumah menjadi tidak aman dan nyaman, dapat menimbulkan dampak yang sangat merugikan perkembangan anak. Dampak tersebut antara lain sebagai berikut:

Masalah Psikologis

Masalah psikologis pada anak akibat ketidakharmonisan orangtua dapat mencakup berbagai hal, seperti kecemasan, depresi, ketakutan, perasaan tidak aman, malu, rendah diri, dan marah. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menimbulkan masalah serius pada kesehatan fisik dan mental, perilaku, dan relasi sosial anak.

Masalah Perilaku

Ketidakharmonisan orangtua dapat menyebabkan berbagai masalah perilaku pada anak. Anak mungkin mengekspresikan berbagai emosi negatifnya melalui perilaku agresif, suka mencari perhatian dengan cara yang salah, membolos sekolah, mencuri, berbohong, melawan, menarik diri dari interaksi sosial dan pertemanan, merokok menggunakan narkoba, mengkonsumsi alkohol, kebut-kebutan, berkelahi bahkan tawuran, menjadi pelaku perundungan (bullying), berperilaku merusak (vandalism), mengkonsumsi pornografi, melakukan seks bebas, berperilaku seksual menyimpang, dan bermain games tanpa batas waktu. Bahkan, dapat membuat anak melakukan tindak bunuh diri.

Masalah dalam Perkembangan Psikososial

Ketidakharmonisan orangtua dapat berdampak signifikan pada relasi sosial anak. Anak akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan keterampilan sosial yang sehat dan kesulitan dalam membangun hubungan dengan orang lain. Ini terjadi karena karena kurangnya contoh harmoni dalam hubungan orangtuanya. Konflik di antara orangtua dapat membuat anak menjadi rendah diri sehingga ia tidak mampu berinteraksi dengan baik. Akibatnya, anak akan cenderung menarik diri dari interaksi sosial.

Masalah Akademis

Ketidakharmonisan orangtua dapat menimbulkan masalah serius pada pendidikan anak. Ketegangan di rumah akan membuat anak sulit berkonsentrasi dan berpikir. Hal ini tentu berdampak buruk bagi proses pembelajaran dan prestasi akademiknya.  Selain itu, kondusi rumah yang tidak kondusif akibat ketidakharmonisan orangtua dapat membuat anak tidak dapat belajar dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru untuk dikerjakan di rumah. Situasi yang tidak nyaman ini tentu sangat menggangu kondisi psikologis anak dan berdampak buruk pada motivasi belajarnya.

Krisis Identitas

Salah satu resiko yang dapat terjadi akibat ketidakharmonisan orangtua adalah anak mengalami krisi identitas. Krisis identitas adalah masa dimana individu mengalami ketidakpastian atau kebingungan dengan aspek-aspek penting dalam hidupnya, seperti status, nilai-nilai, tujuan, dan peran sosialnya. Ketidakharmonisan orangtua akan menciptakan ketidakpastian dan membuat anak kesulitan dalam membentuk pemahaman tentang dirinya sendiri. Anak akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan identitas diri yang positif.

Gambar Diri, Harga Diri, dan Rasa Percaya Diri Buruk

Ketidakharmonisan orangtua menimbulkan dampak negatif pada gambar diri, harga diri, dan rasa percaya diri anak. Anak akan menilai dirinya negatif. Kondisi ini akan semakin parah jika ia menyadari bahwa orang lain, terutama teman-temannya mengetahui ketidakharmonisan orangtuanya dan mereka menilai hal tersebut buruk.

Mengganggu Hubungan Romantis Anak di Masa Depan

Anak yang tumbuh dalam lingkungan yang tidak harmonis memiliki model hubungan yang tidak sehat. Sangat mungkin anak menginternalisasi konflik, perseteruan, kemarahan, dan ketegangan sebagai bagian normal dari hubungan. Hal ini dapat berpengaruh pada hubungan romantik anak kelak ia dewasa. Anak akan mengadopsi gaya berkomunikasi dan berelasi orangtuanya dalam relasi romantisnya.

Kehilangan Kepercayaan dan Tidak Respek kepada Orangtua

Ketidakharmonisan orangtua dapat menyebabkan anak kehilangan kepercayaan dan mengurangi rasa penghargaan terhadap orangtua. Konflik yang menimbulkan ketidakharmonisan pada orangtua dapat membuat orangtua menjadi menunjukkan perilaku negatif di hadapan anak, misalnya: mencaci maki, atau menyerang secara verbal. Kondisi semakin tidak kondusif bagi anak jika ketidakharmonisan tersebut diisi dengan kekerasan fisik. Selain itu, ketidakharmonisan orangtua dapat membuat orangtua menjadi abai terhadap perasaan dan kebutuhan anak. Tugas dan tanggung jawab orangtua terhadap anak terabaikan. Akibatnya, anak menjadi merasa tidak aman, tidak nyaman, dan dalam diri anak dapat timbul berbagai perasaan negatif kepada orangtua, termasuk menjadi tidak percaya dan tidak respek.

Merusak Hubungan antara Orangtua dan Anak

Ketidakharmonisan di antara orangtua dapat menjalar kepada relasi orangtua dan anak. Berbagai perasaan negatif anak kepada orangtua yang muncul sebagai akibat ketidakharmonisan orangtua menjadi penyebabnya. Anak tidak lagi merasa nyaman berada dekat dengan orangtuanya, enggan berbicara dengan orangtua, atau bahkan menjauh dari orangtua. Selain itu, ketidakharmonisan orangtua dapat membuat orangtua menjadi berperilaku buruk kepada anak. Misalnya: membentak, memarahi, memukul, mengabaikan, atau bahkan tidak memenuhi kebutuhan anak. Kondisi ini tentu akan berdampak buruk pada relasi anak dan orangtua.

Pembelajaran dan Contoh yang Salah

Jika anak hidup dalam lingkungan keluarga dimana ada ketidakharmonisan orangtua, maka itu menjadi pembelajaran dan contoh yang salah untuk anak. Anak berpotensi meniru perilaku negatif yang ditunjukkan orangtua.

Skeptis terhadap Perkawinan

Ketidakharmonisan orangtua juga dapat membuat anak menjadi skeptis terhadap perkawinan. Anak akan berpikir bahwa perkawinan itu tidak indah, tidak menyenangkan, bahkan menyakitkan. Hal ini dapat menimbulkan resiko dimana anak enggan menikah kelak dirinya dewasa.

Ketidakharmonisan orangtua pasti berdampak buruk pada perkembangan anak. Untuk mengurangi dampak buruk ketidakharmonisan orangtua pada perkembangan anak, orangtua perlu berkomunikasi terbuka dan jujur satu sama lain. Menjaga komunikasi agar tetap positif dapat membantu mengurangi ketidakpahaman, kesalahpahaman, dan konflik. Orangtua juga harus berusaha untuk terlibat secara positif dalam kehidupan anak. Hal ini dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan anak. Mengambil langkah-langkah untuk melibatkan profesional, seperti konselor pernikahan, konselor anak,  atau psikolog anak dapat membantu keluarga menemukan cara yang sehat untuk menangani konflik dan mencari solusi. Penting untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan perkawinan dan kebutuhan anak. Menunjukkan sikap bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan anak adalah prioritas dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih stabil bagi anak. Menyediakan dukungan emosional yang konsisten bagi anak dapat membantu anak mengatasi berbagai emosi negatif dan stres yang timbul akibat ketidakharmonisan orangtua. Melanjutkan rutinitas dan kebiasaan baik dalam keluarga dapat memberikan rasa aman dan stabil pada anak, serta mengurangi dampak negatif ketidakharmonisan orangtua pada perkembangan mereka. Orangtua harus berpikir jangka panjang dan memahami bahwa emosi dan tindakan mereka dapat berdampak pada perkembangan anak. (SRP)

Share

Related posts

Leave a Comment