DAMPAK BERMAIN BERSAMA TEMAN TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

Share

Oleh: Susi Rio Panjaitan

Perkembangan anak merujuk pada proses pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada seorang anak sejak ia lahir hingga mencapai kedewasaan. Perkembangan anak merupakan proses dinamis yang dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan, dan interaksi dengan orang lain. Perkembangan anak penting untuk diamati guna memastikan bahwa anak mencapai  ‘tonggak perkembangan’nya. Artinya, anak menguasai berbagai keterampilan dalam semua aspek perkembangan sesuai dengan usianya. Selain itu, dengan memantau perkembangan anak, hambatan tumbuh kembang pada anak dapat segera diketahui. Aspek perkembangan anak mencakup fisik-motorik, kognitif, psikososial, emosional, psikoseksual, moral-spiritual; dan bahasa-komunikasi.

Anak dikenal sebagai individu yang senang bermain, terutama bermain dengan teman sebayanya. Bermain merupakan cara alami bagi anak untuk belajar dan menjelajahi dunia sekitar.  Bermain bukan hanya aktivitas hiburan bagi anak, tetapi juga merupakan sarana penting bagi proses pembelajaran dan perkembangannya. Dengan bermain, semua aspek perkembangan anak terstimulasi untuk berkembang. Berikut adalah dampak positif bermain bersama teman terhadap aspek perkembangan anak.

  • Aspek Fisik-Motorik Aktivitas fisik yang dilakukan saat bermain bersama teman, seperti berlari, bermain bola, atau melompat, membantu mengembangkan keterampilan motorik kasar anak. Hal ini penting untuk membangun kekuatan dan koordinasi tubuh. Interaksi dengan teman mendorong anak untuk terlibat dalam berbagai aktivitas fisik yang dapat meningkatkan kesehatan jantung, kebugaran fisik, dan daya tahan tubuh. Bermain dengan teman juga sering dilakukan dengan menggunakan peralatan atau mainan yang memerlukan koordinasi mata dan tangan. Ini membantu dalam perkembangan keterampilan motorik halus anak. Ini membantu perkembangan keterampilan motorik halus seperti menulis atau menggambar. Aktivitas fisik yang dilakukan ketika bermain bersama teman dapat merangsang perkembangan sistem saraf anak, membantu meningkatkan keseimbangan, reaksi, dan koordinasi tubuh secara keseluruhan. Selain itu, aktivitas fisik yang terstruktur dan menyenangkan bersama teman dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh anak, dan membantu anak untuk tetap aktif dan sehat.
  • Aspek Kognitif Interaksi sosial dalam permainan membantu meningkatkan kemampuan berpikir, memecahkan masalah, dan mengembangkan daya kreativitas. Selain itu, bermain bersama teman juga mendukung perkembangan kemampuan berkomunikasi dan memahami perbedaan perspektif yang merupakan aspek penting dari perkembangan kognitif anak.
  • Aspek Psikososial Interaksi sosial yang terbangun saat bermain bersama teman membantu anak dalam mengembangkan keterampilan sosial, seperti kerjasama, empati, dan pengelolaan konflik. Hubungan dengan teman sebaya juga memberikan anak pengalaman sosialisasi yang penting, memperluas lingkaran sosial anak dan memberinya kesempatan untuk belajar norma-norma sosial dan nilai-nilai bersama. Menurut teori Erik Erikson, pengalaman sosial berdampak sepanjang masa hidup dan hubungan sosial berperan dalam perkembangan dan pertumbuhan manusia.
  • Aspek Emosional Interaksi sosial yang terjalin dalam permainan membantu anak untuk mengidentifikasi, memahami, dan mengelola emosi mereka sendiri serta memahami dan menghormati emosi orang lain. Melalui situasi permainan, anak juga belajar berespon terhadap berbagai perasaan, membangun keterampilan mengatasi stres, dan meningkatkan toleransi terhadap frustrasi. Hubungan dengan teman juga memberikan anak pengalaman dalam membangun ikatan emosional, seperti persahabatan dan empati yang penting untuk perkembangan kesejahteraan emosional anak.
  • Aspek Psikoseksual Interaksi sosial dengan teman sebaya membantu anak memahami perbedaan gender, norma sosial terkait seksualitas, dan membangun identitas seksual yang sehat. Selain itu, permainan bersama teman dapat menjadi platform dimana anak belajar tentang batasan pribadi, rasa nyaman, penghormatan terhadap orang lain,dan hal-hal lain yang relevan dalam konteks perkembangan psikoseksual. Ini juga dapat memicu kesadaran anak terhadap konsep privasi dan norma-norma yang berlaku dalam hubungan sosial.
  • Aspek Moral-Spiritual Melalui interaksi sosial dalam permainan, anak belajar tentang nilai-nilai moral, seperti kerjasama, kejujuran, kesetiaan, dan tanggung jawab. Selain itu, bermain bersama teman membantu membentuk pemahaman anak tentang empati dan rasa peduli terhadap perasaan orang lain yang merupakan dasar dari perkembangan moral. Situasi permainan juga dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk mengatasi konflik, memahami konsekuensi tindakan, mengembangkan rasa moralitas dan tanggung jawab spiritual dalam interaksi sehari-hari, dan menginternalisasi nilai-nilai moral yang dipelajari dalam interaksi bermain .
  • Aspek Bahasa-Komunikasi — Melalui interaksi sosial dalam permainan, anak-anak memiliki kesempatan untuk berbicara, mendengarkan, dan memahami komunikasi verbal dan nonverbal. Hal ini membantu memperkaya kosa kata anak, memperbaiki keterampilan berbicara, dan meningkatkan kemampuan memahami bahasa. Bermain bersama juga mendorong anak untuk mengembangkan keterampilan berkomunikasi interpersonal, seperti mengajukan pertanyaan, menyampaikan ide, dan berbagi informasi yang merupakan aspek penting dalam perkembangan bahasa dan komunikasi anak.

Mengingat bermain bersama teman membawa dampak positif terhadap perkembangan anak, maka anak perlu didorong untuk mau bermain bersama teman-temannya. Dorongan dapat diberikan melalui langkah-langkah konkrit sebagai berikut:

  1. Memberi Kesempatan yang Cukup bagi Anak untuk Bermain Sediakan ruang dan waktu yang mendukung untuk anak dapat bermain bersama teman-temannya. Ajak anak untuk bermain di taman, rumah teman, atau tempat-tempat lain yang memungkinkan anak bertemu dan interaksi dengan anak-anak sebayanya. Bisa juga dengan cara mengundang teman-teman anak untuk bermain ke rumah.
  2. Ciptakan Permainan yang Membutuhkan Kolaborasi Pilih permainan yang memerlukan kerjasama dan interaksi tim agar anak dapat belajar bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
  3. Beri Contoh Perilaku Positif Tunjukkan sikap positif dalam interaksi sosial. Anak memiliki kecenderungan untuk meniru tingkah laku orang-orang di sekitarnya, terutama orangtua.
  4. Latih Keterampilan Sosial Anak Ajarkan anak berbagai keterampilan sosial seperti berbagi, mendengarkan, dan berbicara dengan sopan. Ini membantu anak dalam berinteraksi dengan teman secara positif.
  5. Berikan Apresiasi yang Memadai Apresiasi setiap upaya anak dalam bermain bersama teman. Pujian dan dukungan dapat meningkatkan kepercayaan diri anak.
  6. Ciptakan Komunikasi Asertif Dorong anak untuk berbicara tentang pengalamannya dalam bermain bersama teman. Ini dapat membantu anak untuk memahami perasaannya sendiri dan orang lain, memecahkan masalah, dan membangun hubungan yang sehat.
  7. Berkolaborasi dengan Orangtua Lain Jalin kerjasama dengan orangtua dari teman anak untuk mengatur pertemuan atau kegiatan bersama. Ini dapat membantu menciptakan kesempatan untuk anak-anak berinteraksi dan bermain bersama.
  8. Menyusun Jadwal Bermain Anak Berikan waktu bermain yang cukup dan teratur untuk anak agar anak mempunyai kesempatan untuk membangun hubungan yang lebih erat dan sehat sehingga keterampilan sosial anak semakin baik.

Dengan memberikan dukungan dan model perilaku positif, orangtua dapat membantu anak dalam mengembangkan keterampilan sosial dan keahlian bermain bersama teman dengan baik. (SRP)

Share

Related posts

Leave a Comment