Oleh: Susi Rio Panjaitan
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah anak yang karena kondisi tertentu dari fisik, mental, atau keduanya, memiliki kebutuhan-kebutuhan tertentu yang tidak dibutuhkan oleh anak lain yang tidak berkondisi seperti dirinya, atau kebutuhan yang sama dengan anak lain tetapi dalam kapasitas yang lebih besar. Dalam proses perkembangannya, Anak Berkebutuhan Khusus Anak (ABK) membutuhkan dukungan, termasuk dukungan dari saudara kandungnya. Dukungan dari saudara kandung dapat meningkatkan rasa aman, konsep diri yang positif, rasa keberhargaan, rasa percaya diri, motivasi, dan kemandirian pada anak yang menyandang kebutuhan khusus. Dukungan yang dapat diberikan oleh seseorang kepada saudara kandungnya yang memiliki kebutuhan khusus antara lain sebagai berikut:
- Dukungan Emosional — Dukungan emosional dapat dilakukan dengan cara menunjukkan rasa kasih sayang melalui perkataan dan perbuatan, bersikap sabar, berempati, menunjukkan perhatian dengan tulus, menunjukkan penerimaan tanpa perdebatan, menjadi pendengar yang baik, dan memberikan dukungan positif.
- Menciptakan Lingkungan yang Kondusif — Lingkungan yang kondusif adalah lingkungan dimana anak penyandang kebutuhan khusus merasa dikasihi, diterima dan diakui. Di sana tidak ada perilaku atau komentar yang dapat menimbulkan stigmatisasi atau merendahkan. Lingkungan yang kondusif juga berarti memberikan aksesibilitas yang baik dan fasilitas yang mendukung kebutuhan anak, serta menyediakan fasilitas atau dukungan tambahan yang dibutuhkan, seperti peralatan khusus atau bantuan yang mendukung mobilitas dan kemandiriannya.
- Bantuan Praktis — Ini dapat dilakukan dengan cara memberikan bantuan dalam kegiatan sehari-hari, seperti membantu dalam menyiapkan makanan, mandi, berpakaian, atau aktivitas lainnya yang sulit dilakukan; menyediakan bantuan saat anak melakukan perjalanan ke sekolah, pusat rehabilitasi, atau tempat lainnya; membantu dalam proses pendidikan, seperti membaca bersama atau memfasilitasi penggunaan alat bantu yang diperlukan; memberikan bantuan dalam bidang kesehatan, seperti memberikan obat, mendampingi ke dokter, atau tempat terapi; dan membantu dalam menggunakan teknologi bantu atau alat bantu lainnya yang dapat meningkatkan kemandirian.
- Mendorong Kemandirian — Mendorong kemandirian dapat dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) untuk berpartisipasi dalam kegiatan sehari-hari, baik itu dalam mengerjakan tugas-tugas rumah tangga, aktivitas keluarga, atau kegiatan sosial, sesuai dengan kemampuan anak; menyediakan alat bantu yang diperlukan untuk mendukung kemandirian; memberi tanggung jawab terhadap tugas-tugas tertentu sesuai dengan kemampuan anak; mengajarkan keterampilan hidup sehari-hari, seperti memasak, membersihkan diri, atau mengelola keuangan pribadi; mendorong mengembangkan keterampilan khusus yang sesuai dengan minat dan bakat anak; memberi kesempatan untuk terlibat dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi hidupnya; serta memfasilitasi interaksi sosial dengan teman sebaya dan komunitas untuk membangun hubungan sosial yang mendukung dan meningkatkan kemandirian dalam berinteraksi dengan orang lain.
- Menunjukkan Model Perilaku Positif — Hal ini dapat dilakukan dengan cara menunjukkan sikap penerimaan dan penghargaan; bersikap empati dan terbuka; memberikan contoh bahwa kesulitan dapat diatasi dengan semangat dan optimisme; terlibat dalam proses pembelajaran bersama; terlibat dalam aktivitas bersama; menunjukkan cara berkomunikasi yang baik; menunjukkan ketangguhan dan memberikan dukungan yang berkelanjutan saat anak menghadapi tantangan atau kesulitan; serta mengambil inisiatif dalam menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung perkembangan anak.
- Melibatkan ABK secara Aktif dalam Aktivitas — Dapat dilakukan dengan cara mengikutsertakan ABK dalam aktivitas keluarga dan sosial; serta memastikan ABK merasa aman, nyaman, diterima, mengalami pengalaman positif, dan dapat berpartisipasi aktif.
- Terlibat dalam Pembelajaran Bersama — Caranya adalah dengan melibatkan diri dalam proses pembelajaran ABK guna mendukung anak dalam mengembangkan berbagai pengetahuan dan keterampilan.
- Memberikan Advokasi dan Perlindungan — Advokasi dan perlindungan dapat diberikan dengan cara melibatkan diri dalam upaya advokasi untuk memastikan hak-hak ABK dipenuhi, serta memberikan perlindungan kepada ABK dari perlakuan tidak adil atau diskriminatif.
- Menjadi Pendamping — Seseorang dapat menjadi pendamping bagi saudara kandungnya yang menyandang kebutuhan khusus dengan cara memberikan dukungan fisik, emosional, dan dukungan lainnya sesuai dengan kebutuhan saudaranya tersebut. Pendampingan dapat dilakukan jika seseorang memiliki pemahaman yang baik tentang kondisi khusus saudaranya, serta memiliki kesiapan untuk membantu.
- Menjadi Guru dan Terapis — Dukungan dapat diberikan seseorang bagi saudara kandungnya yang menyandang kebutuhan khusus dengan cara menajdi guru atau terapi bagi saudaranya itu. Ini berarti ia tidak hanya mengajar atau memberikan layanan terapi, tetapi juga memberikan dukungan emosional dan membantu saudaranya itu dalam mengatasi tantangan yang dihadapi. Untuk dapat menjadi guru atau terapis, ia juga harus memiliki pemahaman yang baik tentang kebutuhan khusus saudaranya tersebut dan harus memiliki kesabaran.
Agar anak mau terlibat aktif membantu saudara kandungnya yang menyandang kebutuhan khusus, orangtua dapat melakukan strategi sebagai berikut:
- Menanamkan Cinta Kasih kepada Saudara dalam Diri Anak — Menanamkan cinta kasih kepada saudara kandung dalam diri anak berarti membantu anak memahami dan merasakan kasih sayang serta kepedulian terhadap saudara-saudaranya. Ini dapat dilakukan dengan cara memberikan pendidikan nilai-nilai seperti empati, pengertian, dan kerjasama. Dengan cara ini, anak dapat mengembangkan hubungan yang positif, memahami pentingnya saling mendukung, dan belajar berbagi dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pendekatan ini, anak akan tumbuh menjadi individu yang peduli dan penuh cinta kasih terhadap saudara kandungnya.
- Melatih Anak untuk Berempati — Melatih anak untuk berempati artinya membimbing anak untuk merasakan dan memahami perasaan serta pengalaman orang lain. Ini melibatkan pembelajaran tentang bagaimana menyadari dan memahami emosi, kebutuhan, dan perspektif orang lain. Dengan membantu anak mengembangkan empati, anak dapat menjadi lebih peka terhadap perasaan saudara-saudaranya, membantu ketika diperlukan, serta membangun hubungan sosial yang sehat. Hal ini dapat dikembangkan dengan cara melatih anak untuk mendengarkan dengan penuh perhatian, bertanya dengan tulus tentang perasaan orang lain, dan merespons dengan empati.
- Menanamkan Inklusifitas dalam Keluarga — Menanamkan inklusifitas dalam keluarga berarti menciptakan lingkungan dimana setiap anggota keluarga diterima, dihargai, dan dilibatkan tanpa memandang perbedaan. Hal ini mencakup penghargaan terhadap keberagaman dalam keluarga, seperti perbedaan usia, gender, minat, dan kemampuan. Dengan menanamkan inklusifitas dalam keluarga, dapat dibangun rasa saling menghargai, saling mendukung dan bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan dan kebahagiaan setiap anggota keluarga.
- Menjadi Teladan — Orangtua harus dapat menunjukkan sikap positif terhadap keunikan yang ada pada setiap anak. Ini membantu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan, serta memudahkan bagi anak untuk memahami dan menerima kondisi saudaranya yang menyandang kebutuhan khusus.
- Memotivasi Anak — Dorong anak untuk membantu saudara kandungnya dalam pengembangan keterampilan mereka. Misalnya: membantu dalam pekerjaan rumah, membaca bersama, atau mendukung kegiatan yang meningkatkan keterampilan saudara kandungnya. Memberikan apresiasi terhadap hal positif yang sudah dilakukan anak terhadap saudaranya perlu dilakukan.
- Menciptakan Komunikasi Asertif — Ciptakanlah komunikasi asertif di antara semua anggota keluarga. Anak harus merasa nyaman untuk bertanya, berbicara, dan berbagi perasaannya terkait saudaranya yang memiliki kebutuhan khusus.
- Memberikan Tanggung Jawab kepada Anak — Berikan tanggung jawab kepada anak sesuai dengan kemampuannya untuk membantu saudaranya.
Dengan mendorong dan melibatkan anak dalam mendukung saudara kandungnya yang menyandang kebutuhan khusus, orangtua dapat menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif dan inklusif, yang dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus. (SRP)