Jakarta, Minggu (11/11/2018)
Anak merupakan bagian penting dalam gereja dan perlu mendapatkan pelayanan khusus. Anak adalah pribadi yang unik sehingga setiap anak memiliki karakter yang berbeda dan perlu dilayani dengan maksimal. Alkitab pun menuliskan anak-anak sangat berharga di mata Allah dan ada banyak ayat yang mencatat hal ini. Kita harus menyadari sepenuhnya, anak adalah generasi harapan dan penerus, baik bagi keluarga maupun bangsa. Pelayanan kepada anak harus mendapat prioritas bahkan investasi. Pelayanan yang maksimal harus diberikan kepada semua anak, baik anak non berkebutuhan khusus maupun anak berkebutuhan khusus. Kehadiran anak di tengah-tengah kehidupan bergereja bukan saja anak-anak non berkebutuhan khusus. Kini, banyak anak berkebutuhan khusus hadir di dalam Gereja.
Gereja memiliki peran dan tanggung jawab untuk melayani anak-anak berkebutuhan khusus juga. Bukan hal yang mudah memberi pelayanan yang maksimal kepada anak, khususnya di Gereja, ada banyak keterbatasan yang dihadapi, seperti: jumlah Guru Sekolah Minggu yang terbatas, keterampilan Guru Sekolah Minggu yang terbatas, sarana-prasarana yang terbatas dan waktu yang terbatas.
Gereja Kristus Ketapang (GKK) Jakarta memiliki Sekolah Minggu untuk kelas anak berkebutuhan khusus (ABK) yang terdiri dari anak penyandang autis, down syndrome dan slow learner dengan tingkatan usia berbeda. Menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi Guru Sekolah Minggu (GSM) ketika memberikan pelayanan untuk kelas ini karena tidak cukup hanya memberi waktu dan tenaga. Untuk memberikan pelayanan Sekolah Minggu yang maksimal kepada kelas anak berkebutuhan khusus, GKK Jakarta mengadakan Pelatihan GSM “Bagaimana Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus” dengan mengundang Susi Rio Panjaitan (Yayasan Rumah Anak Mandiri) sebagai trainer. Pelatihan berkala akan dilakukan secara rutin dengan harapan GSM memiliki keterampilan sehingga cakap dalam mendampingi dan mengajar anak berkebutuhan khusus. Pelatihan GSM yang perdana telah dilakukan pada hari Minggu (11/11).