Pada hari Sabtu, 7 April 2018 Sekolah IPEKA Grand Wisata Bekasi menyelenggarakan pembagian raport tengah semester. Sebelum pembagian raport dilaksanakan, para orangtua atau wali murid khususnya tingkat Sekolah Dasar diberikan satu acara seminar parenting dengan topik “Parents As Role Models”.
Melalui acara ini diharapkan para orangtua atau wali murid dapat berdiskusi bersama dan mendapatkan masukkan atau ide bahkan menambah wawasan dalam memberikan pengasuhan kepada anak. Seminar kali ini mengundang narasumber Susi Rio Panjaitan dari Yayasan Rumah Anak Mandiri yang mana dibagi dalam 2 sesi, sbb:
Sesi 1 : untuk orangtua atau wali anak kelas 1-3.
Sesi 2 : untuk orangtua atau wali anak kelas 4-6.
Sebagai orang Indonesia yang memiliki budaya Timur, khususnya orang Kristen anak merupakan kekayaan yang kelak menjadi harapan untuk membahagiakan orangtua. Sebagai orangtua Kristen, Allah sudah memberikan Alkitab sebagai buku pegangan bagi orangtua yang menguatkan tentang hal anak yang perlu dididik sedari dini bahkan sejak dalam kandungan dan orangtua harus menjadi contoh teladan bagi anak-anaknya.
Sebelum anak mendatangkan air mata bagi keluarga, maka didiklah anak-anak sedini mungkin dan tidak ada kata terlambat untuk mulai mengerjakannya sekarang. Dalam mendidik anak tidak bisa hanya melalui kata-kata harus ini dan itu namun orangtua harus memberikan contoh. Misal, orangtua menginginkan anak tidak main gadget terus, orangtua pun harus memberi teladan dengan tidak juga sibuk dengan handphonenya.
Arti mendidik dan mengajar itu berbeda. Jadi orangtua perlu tahu bahwa mendidik anak itu merupakan tanggungjawab penuh orangtua dan tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain, baik itu kepada kakek-nenek, mba assisten rumah tangga bahkan kepada pihak sekolah. Mereka hanya merupakan partner orangtua dalam mendidik anak.
Alkitab dalam Mazmur 127:4, menuliskan: “Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda”. Anak-anak kita diibaratkan adalah anak panahnya dan orangtualah pahlawannya. Artinya, yang menentukan ke mana anak panah tersebut akan diluncurkan tergantung siapa yang memegang busur dan anak panahnya. Apakah sang pahlawan adalah orangtua, kakek-nenek, assisten rumah tangga atau bahkan lainnya?
Dalam mendidik anak diperlukan komitmen, kerja sama bahkan kekompakan pasangan suami istri sebagai orangtua (ayah dan ibu). Memberikan perhatian akan keberadaan anak sebagai pribadi sehingga anak merasa dihargai. Jangan setiap hari hanya menanyakan berapa nilai yang anak peroleh di sekolah, apalagi membandingkan anak dengan yang lain. Dan yang paling penting juga memberikan waktu kumpul bersama dengan keluarga inti (family time). Kualitas dan kuantitas family time perlu diperhatikan. Family time tidak perlu harus selalu pergi jalan-jalan keluar. Bentuk dari family time bisa dilakukan dengan ibadah keluarga, makan bersama, membersihkan rumah bersama, memasang pohon natal bersama saat Natal, pergi ke gereja yang sama bersama-sama dan banyak kegiatan lainnya yang bisa dilakukan bersama. Jangan sampai family time ini dilakukan hanya sekali setahun. Ibu Susi mengambil contoh dirinya sendiri, misal Ibu Susi sebagai orang Batak, yang terbiasa dengan budaya merayakan malam pergantian tahun baru, jadi jangan hanya family timenya di moment ini saja.
Ada banyak hal yang bisa dilakukan orangtua sebelum semuanya menjadi terlambat. Ibarat beras hendak dimasak, tergantung rencana apa yang akan kita buat. Mau jadi bubur, lontong atau bahkan menjadi nasi tergantung kita.