Rabu (19/07/2023)
Anak adalah anugerah terbesar dari Tuhan dalam sebuah keluarga dan juga merupakan generasi penerus keluarga tersebut bahkan generasi penerus suatu bangsa. Keluarga merupakan unit terkecil atau kelompok sosial terkecil atau juga organisasi terkecil dalam masyarakat. Jika melihat kepada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga, “Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.” Suatu keluarga yang terdiri atas beberapa orang ini tentunya harus berinteraksi satu dengan yang lainnya.
Setiap pribadi akan selalu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh setiap anggota keluarga. Bagaimana terjalinnya interaksi dalam keluarga ini akan memberi dampak terhadap jalannya kehidupan dalam keluarga tersebut. Salah satu faktor pendukung penting untuk menciptakan interaksi yang baik dan harmonis dalam keluarga dibutuhkan adanya komunikasi. Komunikasi bukan sekedar berbicara. Komunikasi adalah sebuah kegiatan menyampaikan informasi (pesan, ide, gagasan juga perasaan dan emosi) baik secara lisan maupun tulisan dan lazimnya dalam keluarga komunikasi yang berjalan adalah secara lisan (langsung dan visual).
Bagi keluarga masa kini yang memiliki anak dengan usia anak memiliki tantangan tersendiri dalam mengasuh anak khususnya hal berkomunikasi. Anak zaman kini yang sering disebut sebagai generasi gadget karena kefasihan berinternetnya dan terlebih mereka juga memiliki keunikan masing-masing sehingga untuk dapat berkomunikasi dengan baik kepada mereka, orangtua (orang dewasa) perlu mengenal siapa anak bukan sekedar tahu nama, jenis kelamin, usia atau kelas berapa. Mengenal anak dengan memiliki pengetahuan perkembangan dan psikologi anak tentunya akan sangat membantu untuk menjalin komunikasi yang baik dengan anak.
Komunikasi yang baik akan menghindarkan dari terjadinya miskomunikasi. Dampak miskomunikasi dapat menciptakan konflik. Apabila hal ini sering terjadi maka akan menciptakan ‘gap‘ yang akan menjadi sulit untuk dijembatani dan merenggangkan relasi orangtua dan anak. Diperlukan komunikasi yang baik agar tidak terjadi miskom atau komunikasi menjadi ‘nyambung’
Dalam kegiatan Bina Warga yang diselenggarakan Gereja Kristen Jawa (GKJ) Tanjung Priuk Jakarta pada Rabu (19/7) membuka sebuah ruang edutainment bagi orangtua untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman bagaimana menjalin komunikasi dengan anak. Mengundang Susi Rio Panjaitan, Psycho-Educator dari Yayasan Rumah Anak Mandiri sebagai narasumber untuk memaparkan tema “Komunikasi Ok, Miskom No Way.” Diharapkan dengan mendapatkan pencerahan dalam kegiatan ini, orangtua akan semakin ok menjalankan komunikasi ok kepada anak sehingga akan mendukung perkembangan anak semakin ok.