Sabtu (14/10/2023)
Secara umum istilah connected sering digunakan dalam konteks teknologi untuk menunjukkan konektivitas yang diberikan oleh perangkat elektronik seperti smartphone. Namun saat ini, istilah ini sering kita dengar digunakan remaja dalam percakapan mereka yang bukan menggambarkan jika mereka sedang terkoneksi dengan internet atau suatu perangkat. Ketika seorang remaja merasa temannya atau orang yang diajak bicara dengannya dapat memahami apa yang dia maksud maka ia mengatakan bahwa orang tersebut connected dengannya atau mengatakan tidak connected pada saat hal sebaliknya terjadi.
Isitilah ini juga mereka gunakan untuk menggambarkan hubungannya dengan orangtuanya. Apa sebenarnya yang dimaksud remaja dengan istilah connected ini? Connected yang maksud remaja disini untuk menggambarkan relasinya dengan orang lain, misal orangtuanya. Dalam konteks relasi antara orangtua dan anak, istilah “connected” mengacu pada tingkat hubungan emosional, komunikasi, dan pemahaman antara keduanya. Ketika orangtua dan anak merasa “connected” ini menggambarkan bahwa mereka memiliki relasi yang sehat, dimana terjalin ikatan yang kuat dan saling mendukung. Bisa mencakup dalam aspek merasa dipahami, berbicara terbuka, saling mendengarkan dan bahkan memiliki rasa percaya satu sama lain.
Namun sayangnya kita justru sering mendengar remaja mengatakan bahwa orangtuanya tidak connected dengan mereka. Mengapa ini bisa terjadi? Ada beberapa hal yang menyebabkan remaja dan orangtua tidak connected, antara lain kurangnya komunikasi terbuka, kurangnya waktu bersama dimana anak dan orangtua sama-sama sibuk dengan kegiatannya, perbedaan generasi dengan adanya rentang usia yang jauh, terjadi perubahan dalam diri remaja ketika mereka mengalami masa puber dan bisa juga karena konflik dimana adanya perbedaan pendapat yang tidak dijembatani dengan tepat.
Tidak connectednya remaja dan orangtua ini dapat memunculkan berbagai dampak negatif seperti terjadi konflik yang lebih tinggi, stres, terganggunya perkembangan emosional, ketidakbahagiaan, relasi semakin jauh dan hubungan tidak sehat.
Edukasi tentang connected orangtua dan remaja penting untuk diberikan kepada orangtua dan anak karena ada beberapa manfaat yang didapat. Dapat meningkatkan kesadaran orangtua dan remaja terkait dengan isu hubungan keluarga dan membantu mereka mengidentifikasi potensi masalah lebih dini. Dapat membantu orangtua dan remaja memahami pentingnya komunikasi yang terbuka. Meningkatkan keterampilan komunikasi sehingga membangun hubungan yang lebih baik dan lebih positif. Mendorong kesejahteraan mental dimana koneksi yang kuat antara orangtua dan anak akan dapat mendukung kesejahteraan mental.
Banyaknya manfaat koneksi antara orangtua dan remaja sehingga memiliki dampak yang signifikan pada hubungan keluarga, membantu mengurangi potensi masalah dan konflik dalam keluarga, HKBP Serpong pada hari Sabtu (14/10) mengadakan Seminar Orangtua dan Remaja dengan tema: “Connected.” Mengundang Susi Rio Panjaitan, Psycho-Educator dari Yayasan Rumah Anak Mandiri sebagai narasumber untuk memaparkan materi serta memandu diskusi.
Seminar ini mengingatkan bahwa Penting bagi orangtua dan remaja untuk berusaha menjaga koneksi yang sehat dan terbuka satu sama lain. Hubungan yang “connected” antara orangtua dan remaja dapat menjadi dasar untuk perkembangan remaja yang positif dan kesejahteraan keluarga secara keseluruhan.