Bedah Buku : Pendidikan Interreligius; Suplemen Pendidikan Agama, Selasa 14 Juni 2016

Share

Merawat watak dan karakter bangsa yang menjunjung perdamaian dan berkeadilan di tengah berbagai tantangan perubahan membutuhkan inovasi dalam banyak segi pendidikan, baik pendidikan formal, non-formal dan informal. Demikian halnya dengan pendidikan agama, memiliki tantangan yang tidak kalah rumit agar agama-agama dapat berperan nyata dalam menjaga kemuliaan martabat manusia.

Pendidikan agama-agama pada semua level umumnya dilakukan dengan berkutat pada sudut pandang kalangan dalam (internal), berbicara untuk internal, dan kurang responsif terhadap perubahan sosial, sehingga lembaga dan komunitas agama-agama seringkali gagap melihat keanekaragaman atau kebhinnekaan dan perubahan.

Demi mengembalikan ruh agama-agama yang dapat membawa rahmat dan berkat, perlu dirumuskan model pendidikan agama yang memiliki dasar-dasar pemikiran dan metode pelaksanaan yang menanggapi situasi ini secara tepat.

Tujuan peluncuran dan bedah buku ini adalah untuk memperkenalkan buku-buku yang berisi gagasan-gagasan tentang model pendidikan yang disebut pendidikan interreligius, yang di dalamnya memuat gagasan-gagasan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam dalam konteks keragaman agama, serta contoh-contoh modul yang dapat dikembangkan dalam praktek pendidikan yang memperkaya pendidikan agama-agama.

Kegiataan peluncuran dan bedah buku ini diharapkan dapat membantu masyarakat menemukan cara-cara alternatif pengajaran agama sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sekaligus memperjelas bahwa pendidikan ini tidak bermaksud akan mengurangi akidah dan keimanan masing-masing peserta didik ataupun menghadirkan agama baru, melainkan memperkuat penanaman nilai-nilai titik-temu universal (‘kalimatun sawa’) yang ada dalam semua agama dengan sikap hormat mensyukuri perbedaan yang ada.

CDCC bekerjasama dengan RFP dan KAICIID melakukan kegiatan Peluncuran dan Diskusi buku pada hari Selasa, tanggal 14 Juni 2016Kantor PP Muhammadiyah Lantai 1, Jl. Menteng Raya No. 62, Jakarta

Peserta : 100 orang terdiri dari unsur Pelaku Pendidikan, Pemerhati Pendidikan, Lembaga-lembaga Agama, Pemerintah (Kementrian kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementrian Riset dan Perguruan Tinggi, Kementerian Agama), LSM yang memiliki perhatian pada dialog antaragama, dan jurnalis.

Pembahasan dilakukan dalam 2 sesi, dengan nara sumber di sesi 1, Prof. Dr. Phil. H.M. Nur Kholis Setiawan, MA. (Direktur Pendidikan Madrasah Kementrian Agama RI), Fajar Riza Ul-Haq, M.Si. (Direktur Eksekutif Ma’arif Institute for Culture and Humanity), Dr. Suhadi Cholil (Peneliti dan Dosen CRCS UGM), Sartana, M.Pd (Pengajar Pendidikan Komunikasi Iman, SMA BOPKRI 1 Yogyakarta) dan sesi 2, Dr. Franz Magnis-Suseno, SJ (Ketua Yayasan STF Driyarkara), Dr. Anas Saidi (Peneliti LIPI), Jacky Manuputty, MA. (Pendiri Lembaga Antariman Maluku)

Share

Related posts

Leave a Comment