Oleh: Susi Rio Panjaitan
Musik memiliki dampak psikologis yang kuat terhadap individu. Berbagai jenis musik dapat memengaruhi suasana hati seseorang secara signifikan, dan membantu orang menggali lebih dalam kesadaran mereka untuk memroses berbagai macam emosi. Musik juga dapat membangkitkan berbagai perasaan. Musik memengaruhi otak dengan sangat kompleks. Semua aspek musik seperti nada, tempo, dan melodi dapat diproses oleh otak. Setiap orang memiliki kemampuan untuk merespon musik, itulah sebabnya musik dipakai oleh banyak orang sebagai terapi psikologis.
Terapi musik adalah psikoterapi yang dilakukan dengan menggunakan musik untuk membantu individu mengatasi berbagai permasalahan yang mengganggunya.Terapi musik memberikan efek positif terhadap aspek psikologis, emosional, fisik, spiritual, kognitif, dan sosial, seperti: meningkatkan kesehatan; membuat individu dapat mengelola stres; mengurangi rasa sakit; membuat orang dapat mengekspresikan berbagai perasaan; meningkatkan daya ingat/memori dan fungsi kognitif; meningkatkan keterampilan komunikasi; dapat menurunkan tekanan darah; memperbaiki suasana hati/mood; mengurangi ketegangan otot; membuat orang dapat melakukan refleksi diri; meningkatkan motivasi; membuat orang dapat mengelola rasa sakit; meningkatkan rasa gembira; membuat orang dapat mengatasi trauma; meningkatkan rasa aman; menurunkan impulsif; membuat orang menjadi lebih rileks (relaksasi); mengurangi kecemasan; meningkatkan rasa percaya diri; pelampiasan emosi non-verbal; mengurangi depresi; meningkatkan konsentrasi; mengurangi rasa sakit; mengurangi rasa lelah; meningkatkan kesadaran diri; mengubah detak jantung; menurunkan tekanan darah dan laju pernapasan; meningkatkan kualitas tidur; meningkatkan kemandirian; membangkitkan semangat dan meningkatkan kesadaran terhadap orang lain dan lingkungan.
Secara formal, terapi musik pertama kali digunakan oleh Departemen Perang Amerika Serikat pada tahun 1945. Terapi musik dipakai untuk membantu pemulihan anggota dinas militer yang dirawat di rumah sakit Angkatan Darat Amerika. Setelah Perang Dunia II, komunitas musisi mengunjungi rumah sakit untuk menghibur para veteran. Hasilnya, para veteran tersebut tampak membaik baik secara fisik maupun emosional. Hal ini mendorong institusi untuk mempekerjakan profesional untuk melakukan pekerjaan seperti itu.
Terapi musik tidak menuntut orang yang menjalaninya memiliki keterampilan bermusik, menari, bernyanyi atau pun keterampilan verbal. Teknik yang biasanya digunakan dalam terapi musik adalah:
Mendengarkan Musik
Dengan mendengarkan musik tertentu, orang dapat merasa lebih tenang, damai, dan aman. Selain itu, dengan mendengarkan musik, orang dapat mengeluarkan/melepaskan berbagai emosi seperti sedih, senang, marah, takut, gelisah, atau kuatir.
Bernyanyi
Bernyanyi dengan atau tanpa mengikuti suatu rekaman lagu tertentu, dapat membuat orang mengekspresikan seluruh apa yang ia rasakan. Ini sangat membantu dalam proses katarsis. Semua emosi yang ia rasakan, baik negatif maupun positif dapat tersalur dengan tepat.
Bergerak sesuai Musik
Ada berbagai gerakan spontan yang dilakukan oleh orang ketika mendengarkan musik, misalnya: menggerak-gerakkan tubuh, mengayun-ayunkan kaki, menggoyang-goyangkan kepala, mengetuk-ngetukkan jari ke meja, melompat-lompat, atau menari. Gerakan yang dilakukan selaras dengan musik yang terdengar. Biasanya, gerakan-gerakan tersebut membuat orang merasa senang dan nyaman. Bahkan, tarian dapat dilakukan dengan penuh perasaan. Hal ini dapat dijadikan sebagai cara untuk mengekspresikan berbagai perasaan sehingga dapat membuat orang menjadi tenang dan lega. Selain itu, gerakan yang membutuhkan energi yang besar seperti menari dan melompat-lompat, membuat tubuh orang tersebut menjadi segar dan bugar.
Memainkan Alat Musik
Alat musik yang dimainkan orang ketika menjalani proses terapi musik tidak selalu alat musik yang dapat ia mainkan dengan benar sesuai dengan ketentuan bermusik. Memainkan alat musik dalam proses terapi musik dapat dilakukan dengan menggunakan alat musik yang dapat berbunyi dengan perlakuan sederhana, misalnya memukul jimbe atau tagading; menggerak-gerakkan tamborin; dan lain-lain. Upaya-upaya sederhana saja sudah mengeluarkan bunyi yang indah dari alat-alat musik tersebut. Bunyi tersebut dapat membuat orang menjadi tenang dan merasakan berbagai emosi positif seperti senang, kagum, dan lain-lain.
Apabila orang yang sedang menjalani proses terapi musik memiliki keterampilan bermain musik, misalnya mampu bermain gitar, biola, sexaphone, drum atau piano, maka memainkan alat musik yang ia kuasai tersebut dapat membuat ia mengekspresikan perasaannya dengan lebih ekspresif. Selain itu, ia dapat merasa lebih tenang dan terkontrol sehingga mampu berpikir dengan jernih.
Analisis Lirik Lagu
Analisis lirik lagu adalah suatu usaha atau tindakan guna menemukan pesan apa yang disampaikan penulis lirik tersebut. Melakukan analisis terhadap lirik lagu dapat mengembangkan kemampuan berpikir orang yang sedang menjalani terapi musik. Selain itu, lirik lagu dapat membangkitkan berbagai emosi seperti senang, semangat dan percaya diri.
Menciptakan Musik
Dalam banyak kejadian, seorang pencipta musik menciptakan musik ketika dalam suatu emosi tertentu. Dengan demikian, musik yang ia ciptakan sarat dengan emosi yang ia rasakan saat itu. Musik ia ciptakan menjadi lebih “berjiwa”. Selain itu, menciptakan musik membuat orang dapat menyalurkan emosi dengan tepat dan berguna. Terapi musik yang dilakukan dengan teknik menciptakan musik dapat membuat orang yang menjalaninya menjadi bebas mengekspresikan perasaannya dan produktif dalam berkarya.
Menulis Lirik Lagu
Hampir sama dengan menciptakan musik, terapi musik dengan teknik menulis lirik lagu sangat berguna untuk membuat orang lebih bebas mengekspresikan berbagai emosi yang ia rasakan. Selain itu, dengan menulis lirik lagu, orang dapat mencurahkan segala keinginan dan pikirannya. Hal ini akan membuatnya merasa lega. Setelah ia menuliskan lirik lagu, ia dapat membaca kembali kata-kata yang ia tulis, untuk kemudian ia pikirkan dan renungkan dengan baik. Hal ini akan membantunya untuk memahami apa yang ia rasakan, pikirkan dan inginkan. Pemahaman yang baik akan hal-hal ini dapat menolongnya dalam mengambil keputusan yang tepat.
Terapi Musik untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Banyak orangtua memilih terapi musik untuk menolong anak-anak mereka yang berkebutuhan khusus, seperti orangtua dengan anak yang menyandang autis, ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), down syndrome, retardasi mental, terlambat bicara (speech delay), gangguan konsentrasi, asperger, gangguan belajar, dan lain-lain. Pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), terapi musik bermanfaat untuk meningkatkan daya konsentrasi mereka; membuat mereka lebih tenang dan rileks; mengurangi gerakan-gerakan yang tidak terlalu berguna seperti menggerak-gerakkan tangan (hand flapping); mengurangi stimming seperti menggigit-gigit kuku, memainkan rambut, dan lain-lain; mengurangi perilaku bercerecau (berbicara dengan tanpa arti dan tujuan); meningkatkan fokus; mengurangi perilaku agresif; mengembangkan keterampilan melepas emosi dengan tepat melalui tarian, nyanyian, memainkan alat musik, menulis lirik lagu atau menciptakan musik; mengembangkan kemampuan keterampilan sosial dan komunikasi, baik komunikasi verbal maupun non-verbal.
Terapi musik untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dapat dilakukan secara individual (one on one) atau dalam kelompok kecil. Banyak ABK yang memiliki hambatan dalam komunikasi verbal, oleh karena itu terapi musik cocok untuk mereka karena terapi musik tidak mengandalkan komunikasi verbal. Selain bermanfaat untuk psikoterapi, berbagai teknik yang dipakai dalam terapi musik dapat membentuk minat dan keterampilan baru pada ABK, misalnya: keterampilan bernyanyi, menari, bermain musik, menulis lirik lagu dan menciptakan musik. Terapi musik juga dapat meningkatkan sense of music pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). (SRP)