Mengantisipasi pengaruh negatif internet serta membangun benteng perlindungan anak pra remaja dan remaja GKI Keb. Baru agar informasi liar tentang seks yang disajikan oleh media internet tidak mengkontaminasi, kakak GSM berinisiatif mengadakan talkshow remaja tentang seks dengan harapan adik-adik ini dapat berbincang dengan leluasa namun terarah dari sudut pandang mereka sehingga mereka teredukasi dengan tepat.
Selain mendapatkan seks edukasi sesuai dengan usia mereka, talkshow ini juga membahas lebih kurang 100 pertanyaan tertulis tanpa nama dari adik-adik ini sebelum acara dimulai.
Dari pertanyaan-pertanyaan yang mereka tulis dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adik-adik ini tentang seks rangenya beragam. Ada yang tampaknya masih lugu dan ada tampaknya yang sudah sangat biasa dengan kata seks. Diskusi ini bukan bertujuan memaparkan bahwa seks atau pornografi itu dosa di mata Tuhan namun apa dampak kesehatan, psikologi dan sosial jika sudah terjerumus ke dalam kecanduan pornografi.
Diskusi kali ini tidak melibatkan orang tua sebagai peserta, hal ini atas permintaan adik-adik pra remaja dan remaja. Malu, kata mereka. Ini dapat menggambarkan bahwa orang tua dan anak masih ada rasa sungkan atau malu untuk berbicara tentang seks. Mungkin selama ini adanya anggapan tabu bicara tentang seks antara orang tua dengan anak seringkali anak mencari informasi kepada orang atau media yang salah sehingga informasi yang tidak benarlah yang mereka peroleh.
Pendidikan seks seyogyanya diberikan kepada anak sedini mungkin namun materi disesuaikan dengan usia anak. Dengan mendapatkan pendidikan seks yang tepat tentunya akan menjadi benteng perlindungan untuk menghindarkan anak-anak menjadi korban atau pun pelaku kekerasan dan kejahatan. Tidak ada yang salah dengan seks, seks merupakan reward khusus yang Allah berikan kepada pasangan yang telah menikah.