Pada acara Family Camp HKBP Bincarung Bogor yang diadakan di Cansebu Ressort Cisarua, selama dua hari, tanggal 11-12 September 2016 dalam diskusi remaja yang bertemakan “Obey to Your Parents” bersama kak Susi Rio Panjaitan dari Yayasan Rumah Anak Mandiri sebagai pemantik diskusi, ada seorang remaja putri yang mengungkapkan bahwa orang tua merasa selalu benar, padahal kan tidak selalu orang tua itu benar.
Tidak mudah menjalani status menjadi remaja di masa kini. Terjadi gap (jarak) yang cukup signifikan antara orang tua dan remaja sekarang, terlebih di era internet ini. Ada banyak tantangan yang dihadapi remaja akan tawaran-tawaran yang berdampak negatif dari kemajuan teknologi, sehingga acap kali ini menjadi tolak ukur orang tua dalam memberikan sebuah persetujuan atas keinginan anak. Penolakan yang kerap diterima anak dari orang tua atas keinginan mereka menjadikan anak remaja kurang terbuka kepada orang tua, anak remaja lebih terbuka kepada teman sebayanya yang selalu memberikan dukungan meskipun ada hal yang tidak benar, tidak baik bahkan tidak berguna yang dilakukan remaja.
Tidak dapat dipungkiri, banyak orang tua khususnya yang dari Batak, tidak memberikan teladan kepada anak-anaknya. Bahkan sering kali orang tua membuat tawar hati anak-anak mereka. Bahkan tidak jarang anak menyimpan kepahitan yang berakar kuat di dalam hati mereka karena ketidakteladanan dari orang tua. Namun, hukum taurat ke-5 dengan tegas mengatakan “Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu”. Baik atau buruk orang tua kita, atau apa pun status orang tua maka sebagai anak wajib untuk menghormati mereka tanpa syarat. Jika dicermati, dari 10 hukum taurat yang diberikan Allah melalui Musa, hanya hukum ke-5 lah yang mengandung janji. Mungkin, karena tidak mudah untuk melakukan hukum ke-5 ini lah maka Allah khusus memberikan janji berkat bagi mereka yang melakukannya.
Saat diskusi ada juga pertanyaan atau pernyataan yang disampaikan anak remaja, antara lain bagaimana lari dari paparan pornografi, media turut ambil bagian dalam pemberitaan yang menyebabkan orang terpapar pornografi, bagaimana mengedukasi adik remaja pria yang akan mendapatkan mimpi basah.
Camp keluarga HKBP Bincarung Bogor, merupakan kegiatan berkemah bersama yang melibatkan seluruh anggota keluarga setiap rumah tangga jemaat, terdiri dari ayah, ibu, anak bahkan opung (kakek/nenek). Diharapkan terjadi persekutuan yang intim antar anggota keluarga yang mungkin karena kesibukan masing-masing menyebabkan berkurangnya komunikasi yang intens satu dengan lainnya. Remaja yang hidup dengan tantangannya sendiri pun diharapkan dapat tetap menjadi anak yang hormat kepada orang tua.